Jangan Taruh Semua Telur di Satu Keranjang!
Di dunia trading, satu hal yang paling sering diucapkan (dan juga paling sering diabaikan) adalah: “Jangan taruh semua telur di satu keranjang.”
Artinya? Jangan hanya mengandalkan satu jenis aset untuk investasi atau trading.
Dalam kondisi pasar yang cepat berubah, strategi trading multi-aset – yang mencakup saham, forex, kripto, dan komoditas – bisa jadi senjata utama untuk tetap profit, bahkan saat pasar sedang jungkir balik.
Diversifikasi seperti ini bukan cuma soal “aman”, tapi juga soal maksimalkan peluang dari berbagai sektor.
Nah, kalau kamu penasaran gimana cara gabungkan semua itu dalam strategi terintegrasi, yuk simak 10 strategi trading multi-aset yang siap bantu kamu menghadapi berbagai kondisi pasar.
1. Pahami Karakter Masing-Masing Aset Secara Mendalam
Sebelum melangkah lebih jauh dalam dunia multi-aset, penting untuk memahami bagaimana setiap jenis aset bekerja, faktor apa saja yang mempengaruhinya, dan kapan waktu terbaik untuk masuk dan keluar dari pasar tersebut.
Saham
- Cocok untuk trader/investor dengan orientasi jangka menengah hingga panjang.
- Faktor utama: kinerja perusahaan, laporan keuangan, tren industri, suku bunga, hingga kondisi ekonomi makro.
- Risiko fluktuatif, tapi secara historis cenderung naik seiring pertumbuhan ekonomi.
Forex (Valas)
- Pergerakan harga sangat cepat dan likuiditas tinggi.
- Dipengaruhi oleh suku bunga, inflasi, data ekonomi (seperti NFP AS), dan kebijakan bank sentral.
- Cocok untuk day trader dan swing trader.
Crypto (Kripto)
- Aset digital seperti Bitcoin, Ethereum, dan altcoin lainnya.
- Tidak terikat jam pasar, bisa ditradingkan 24/7.
- Sifatnya spekulatif dan sangat sensitif terhadap berita, regulasi, dan sentimen pasar global.
Komoditas (Emas, Minyak, dll)
- Merespons isu geopolitik, inflasi, dan krisis global.
- Emas sering dianggap safe haven, sedangkan minyak sangat bergantung pada permintaan global dan keputusan OPEC.
Tips: Setiap aset punya siklus dan karakter unik. Strategi breakout bisa bekerja sangat baik di kripto, tapi kurang efektif di saham blue-chip. Selalu sesuaikan pendekatan analisis dengan jenis asetnya.
2. Buat Alokasi Portofolio Berdasarkan Profil Risiko dan Tujuan
Diversifikasi bukan sekadar membagi modal ke banyak aset, tapi tentang menyesuaikan alokasi dengan tujuan dan toleransi risiko kamu.
Langkah-langkah:
- Tentukan profil risiko: konservatif, moderat, atau agresif.
- Tentukan time horizon: jangka pendek (1-6 bulan), menengah (6-12 bulan), atau panjang (>1 tahun).
- Tentukan tujuan: capital gain, passive income, atau hedging.
Contoh alokasi untuk trader moderat:
- 40% Saham (stabilitas & pertumbuhan)
- 30% Forex (likuiditas harian)
- 20% Crypto (peluang high return)
- 10% Komoditas (lindung nilai saat krisis)
Catatan: Ketika ekonomi global gonjang-ganjing, naikkan porsi emas/komoditas. Saat pasar saham bullish, tambahkan porsi saham growth.
3. Manfaatkan Korelasi Antar Aset untuk Hedging dan Peluang Arbitrase
Setiap aset tidak berdiri sendiri – banyak yang memiliki korelasi positif atau negatif.
Contoh Korelasi Umum:
- Dolar AS naik → harga emas turun
- Minyak naik → dolar Kanada menguat (CAD sering ikut minyak)
- Saham turun → Bitcoin naik (dianggap sebagai pelarian risiko oleh sebagian trader)
Manfaat: Dengan memahami hubungan ini, kamu bisa melakukan hedging (lindung nilai) dan membuka peluang arbitrase lintas aset.
4. Gunakan Sinyal Teknikal yang Tepat untuk Setiap Aset
Setiap aset punya karakteristik harga dan volatilitas yang berbeda, jadi indikator teknikal pun harus disesuaikan.
Contoh Kombinasi yang Disarankan:
- Saham & Forex: MACD + EMA + Support/Resistance
- Crypto: RSI + Volume Profile + Bollinger Bands
- Komoditas: Trendline + Fibonacci Retracement + Candlestick Pattern
Tips: Lakukan backtesting strategi di tiap pasar secara terpisah. Jangan langsung diterapkan ke akun real tanpa uji coba.
5. Perhatikan Faktor Fundamental Makro yang Mempengaruhi Lintas Aset
Dalam trading multi-aset, kamu wajib memantau kalender ekonomi dan berita global.
Faktor penting:
- Inflasi & Suku Bunga: Pengaruhi forex dan saham
- Geopolitik: Pengaruhi komoditas, terutama minyak & emas
- Kebijakan Regulasi: Sangat memengaruhi kripto (misalnya, ETF Bitcoin, larangan mining)
Tools yang bisa digunakan:
- Investing.com
- Forex Factory
- Kalender Ekonomi dari broker
6. Susun Trading Plan Terintegrasi dan Fleksibel
Trading multi-aset butuh perencanaan yang menyeluruh. Tanpa rencana, kamu akan mudah terjebak overtrading dan FOMO.
Isi Trading Plan:
- Entry/Exit plan untuk tiap aset
- Rasio risk/reward
- Target harian/mingguan
- Review kinerja berkala
- Alat bantu: Google Sheet, Notion, atau aplikasi portfolio tracker
7. Terapkan Money Management yang Disiplin dan Dinamis
Tanpa pengelolaan risiko yang ketat, profit dari satu aset bisa habis ditelan kerugian dari aset lain.
Tips Money Management:
- Jangan risikokan lebih dari 2% modal per posisi
- Gunakan position sizing yang proporsional
- Selalu pasang stop-loss & take-profit
- Gunakan trailing stop untuk kunci profit saat pasar volatil
8. Manfaatkan Aplikasi All-in-One yang Mendukung Multi-Aset
Menggunakan platform yang mendukung banyak instrumen sekaligus akan meningkatkan efisiensi dan konsistensi.
Rekomendasi Platform:
- eToro: Cocok untuk sosial trading saham, crypto, komoditas
- Interactive Brokers: Multi-aset profesional (saham, forex, futures)
- TradingView: Untuk analisa teknikal lintas pasar
- Pluang / Ajaib Kripto (lokal): Cocok bagi pemula
9. Evaluasi Kinerja Per Aset Secara Rutin dan Objektif
Kunci sukses adalah konsistensi dalam melacak performa dan melakukan rotasi aset sesuai kondisi.
Checklist Evaluasi:
- ROI per aset dalam seminggu/bulan
- Drawdown yang terjadi
- Aset mana yang paling volatile tapi menghasilkan
- Apakah strategi masih relevan?
Gunakan grafik dan tabel sederhana untuk bantu visualisasi performa tiap aset.
10. Siapkan Mental untuk Hadapi Volatilitas dan Ketidakpastian
Trading multi-aset artinya kamu akan berhadapan dengan lebih banyak noise dan ketidakpastian.
Cara Siap Mental & Teknikal:
- Buat jurnal trading harian
- Tetapkan limit kerugian mingguan
- Simpan dana darurat di luar akun trading
- Tetap tenang saat pasar bergerak liar – multi-aset membantumu tetap survive selama kamu disiplin.
Jadi Trader Serba Bisa Itu Mungkin
Dengan strategi yang tepat, trading multi-aset bisa jadi solusi cerdas untuk menyeimbangkan risiko dan peluang.
Tapi ingat, semakin banyak aset yang kamu kelola, semakin penting untuk tetap disiplin dan terorganisir.
Trading itu bukan soal untung cepat, tapi soal membangun sistem yang bisa bertahan dalam kondisi apa pun.
FAQ: Strategi Trading Multi-Aset
Q: Apakah pemula bisa langsung trading multi-aset?
A: Bisa, asal mulai dari dua aset dulu (misalnya saham dan forex), lalu tambah secara bertahap sambil belajar.
Q: Berapa modal minimal untuk trading multi-aset?
A: Dengan Rp1 juta kamu bisa mulai beli crypto dan saham fraksional. Tapi idealnya punya Rp5–10 juta agar fleksibel.
Q: Apa platform terbaik untuk trading multi-aset di Indonesia?
A: Beberapa pilihan adalah Pluang, Bibit Syariah, Ajaib (saham lokal), serta eToro dan Interactive Brokers (internasional).