Mengenal Siklus Bitcoin: Bagaimana Bull Run dan Bear Market Terbentuk?

Avatar photo

Asrul

Mengenal Siklus Bitcoin: Bagaimana Bull Run dan Bear Market Terbentuk?

Harga Bitcoin tidak bergerak secara acak. Meski tampak liar dan sulit ditebak, Bitcoin sebenarnya memiliki pola siklus yang berulang sejak awal kemunculannya.

Siklus ini terdiri dari fase bull run (harga naik kuat) dan bear market (harga turun signifikan), yang secara historis selalu kembali dalam pola yang mirip – meski tidak pernah sama persis.

Banyak investor yang memulai perjalanan crypto tanpa memahami siklus ini akhirnya:

  • membeli saat puncak euforia,
  • panik saat pasar turun,
  • lalu takut masuk kembali saat peluang sebenarnya muncul.

Di artikel ini, kita akan membahas secara lengkap bagaimana siklus Bitcoin bekerja, apa faktor pembentuknya, dan bagaimana kamu bisa mengambil keputusan yang lebih bijak tanpa terjebak hype atau ketakutan.

Apa Itu Siklus Bitcoin?

Siklus Bitcoin adalah rangkaian pola naik-turun harga yang dipengaruhi oleh:

  • mekanisme halving,
  • suplai dan permintaan,
  • kondisi ekonomi global,
  • perilaku investor,
  • dan sentimen pasar secara keseluruhan.

Setiap siklus biasanya berlangsung 4 tahun, sejalan dengan jadwal halving.

Namun ingat: durasinya tidak selalu presisi dan bisa meluas tergantung kondisi makro.

Secara umum, siklus Bitcoin terbagi menjadi empat fase besar:

  • Accumulation Phase (akumulasi setelah crash)
  • Bull Market Phase (kenaikan kuat)
  • Distribution Phase (harga sangat tinggi + banyak orang FOMO)
  • Bear Market Phase (penurunan panjang dan menyakitkan)

Mari bahas satu per satu.

1. Accumulation Phase: Fase Sunyi Setelah Turun Dalam

Siklus Bitcoin - Accumulation Phase: Fase Sunyi Setelah Turun Dalam

Setelah bear market besar, Bitcoin memasuki fase akumulasi. Biasanya pasar terasa sangat sepi:

  • volume rendah,
  • media jarang membahas Bitcoin,
  • banyak orang menyerah dan pergi dari pasar,
  • harga bergerak sideways dalam waktu lama.
Baca Juga:  Panduan Lengkap Paper Wallet Crypto: Fungsi, Kelebihan, dan Kekurangannya

Fase ini sering jadi momen terbaik untuk membeli, tetapi juga paling sulit secara psikologis karena:

  • tidak ada hype,
  • market masih trauma,
  • investor takut turun lebih dalam,
  • emosi investor masih dominan ketakutan.

Namun justru di fase inilah investor besar (“whale” dan institusi) mulai mengakumulasi.

2. Bull Run: Fase Keemasan Bitcoin

Bull run adalah fase yang paling ditunggu semua orang.

Harga naik secara konsisten, sentimen berubah positif, investor baru berdatangan, dan banyak narasi muncul:

  • Bitcoin dianggap aset masa depan
  • Media membahas crypto setiap hari
  • Influencer ramai membuat prediksi harga
  • Fear berubah menjadi euforia

Bull run biasanya terjadi setelah halving, ketika suplai Bitcoin yang masuk ke pasar berkurang, tetapi permintaan meningkat.

Pada fase ini:

  • kenaikan harga bisa sangat cepat,
  • altcoin juga ikut melonjak,
  • market cap crypto tumbuh besar.

Namun inilah fase di mana banyak investor pemula melakukan kesalahan fatal:

  • Membeli di puncak hype karena FOMO. Saat semua orang bicara crypto, harga biasanya sudah sangat tinggi.
  • Overleveraging. Karena yakin harga “pasti naik terus”.
  • Tidak punya rencana exit. Cuan di kertas → hilang saat harga drop.

Bull run sendiri memiliki beberapa “mini siklus” di dalamnya: naik → koreksi → naik lagi → euforia → puncak.

3. Distribution Phase: Puncak Hype yang Tak Terlihat

Setelah bull run berlangsung lama, Bitcoin memasuki fase distribusi – fase yang paling menipu.

Pada fase ini:

  • harga sudah sangat tinggi,
  • banyak investor lama mulai menjual,
  • pemula justru baru masuk,
  • sentimen terlalu optimis,
  • prediksi harga menjadi tidak realistis (“BTC 500K tahun ini!”).

Grafik mungkin masih naik atau sideways, tetapi momentum mulai melemah.

Baca Juga:  Memahami Berbagai Tipe Dompet Digital untuk Investasi Kripto

Susah sekali menentukan puncak saat berada di fase ini karena:

  • semua orang yakin harga akan naik lebih jauh,
  • media terus mendorong narasi positif,
  • euforia membuat investor tidak rasional.

Di fase inilah transisi menuju bear market mulai terbentuk, meski tidak terlihat.

4. Bear Market: Fase “Pembersihan” dan Rasa Sakit Kolektif

Bear market adalah saat Bitcoin turun 50–80% dari puncaknya.

Pada fase ini:

  • harga turun tajam dan berkepanjangan
  • altcoin banyak yang kehilangan 70–95% nilai
  • prediksi positif menghilang
  • media menyebut crypto “akan mati”
  • investor panik dan menjual rugi

Bear market juga memiliki fungsi penting:

  • “membersihkan” proyek buruk,
  • menyingkirkan leverage berlebihan,
  • mengembalikan harga ke level wajar,
  • memberi kesempatan akumulasi baru.

Meski menyakitkan, bear market selalu menjadi bagian dari siklus dan tidak ada bull run tanpa bear market sebelumnya.

Faktor Utama Pembentuk Siklus Bitcoin

Faktor Utama Pembentuk Siklus Bitcoin

Siklus Bitcoin tidak terjadi tanpa alasan. Berikut faktor terbesarnya:

1. Halving: Penggerak Siklus Setiap 4 Tahun

Setiap 4 tahun, reward block Bitcoin berkurang setengah. Artinya suplai baru yang masuk ke pasar juga berkurang 50%.

Efeknya:

  • tekanan jual dari miner menurun
  • kelangkaan meningkat
  • harga cenderung naik setelah beberapa bulan

Tahun halving biasanya menandai awal siklus naik.

2. Likuiditas Global dan Suku Bunga

Jika suku bunga tinggi → investor menjauh dari aset berisiko seperti crypto.
Jika likuiditas longgar → uang mengalir ke pasar crypto.

Karena itu Bitcoin sangat sensitif terhadap:

  • kebijakan The Fed
  • inflasi
  • kekuatan dolar

3. Sentimen Pasar dan Psikologi Investor

Faktor psikologis adalah pendorong besar:

  • FOMO
  • panic selling
  • overconfidence
  • FUD dari media

Sentimen bisa menggerakkan harga sangat cepat di crypto.

4. Adopsi Institusional

Setiap gelombang siklus naik biasanya didorong oleh bentuk adopsi baru:

  • 2013: pengguna retail
  • 2017: ICO
  • 2021: institusi & ETF
  • 2024+: ETF Spot Bitcoin, perusahaan besar membeli BTC
Baca Juga:  Miniscript Bitcoin: Cara Baru Menulis Script Bitcoin yang Lebih Aman, Rapi, dan Mudah Dipahami

Adopsi baru membuka pintu untuk permintaan besar.

5. Teknologi & Inovasi (Layer 2, Lightning, Taproot)

Semakin banyak inovasi muncul, semakin besar kepercayaan investor.
Inovasi juga membantu memperluas use-case Bitcoin.

Bagaimana Menggunakan Siklus Bitcoin untuk Strategi Investasi?

Memahami siklus bukan untuk menebak puncak atau dasar – itu mustahil. Tapi kamu bisa menggunakannya untuk membuat strategi yang lebih bijak:

  • Gunakan DCA di fase akumulasi. Fase ini sunyi, tetapi justru paling menguntungkan.
  • Kurangi risiko saat euforia ekstrem. Ketika semua orang bicara crypto, waspadai puncak.
  • Hindari membeli saat panic selling. Bear market adalah momen akumulasi, bukan panik.
  • Jangan kejar harga saat bull run parabolic. Naiknya tinggi, jatuhnya lebih tinggi.
  • Fokus pada jangka panjang. Siklus Bitcoin selalu menciptakan nilai baru di setiap bull run besar.

Siklus Bitcoin bukan ramalan pasti, tetapi pola historis yang sangat berguna untuk memahami dinamika pasar.

Dengan mengenali fase akumulasi, bull run, distribusi, dan bear market, kamu bisa membuat keputusan investasi lebih rasional tanpa terjebak hype.

Satu hal yang selalu benar sejak awal Bitcoin: Siklus selalu berubah, tetapi pola psikologinya tetap sama.

Rekomendasi